Sang anak yang mendokumentasikan kehidupan ayahnya sebagai seorang tunawisma
foto pertama kalinya diambil Diana Kim pada saat mengetahui tunawisma tsb adalah ayahnya sendiri
Dulunya ayah Kim memiliki sebuah studio foto. Darinyalah Kim banyak belajar ilmu fotografi. Akan tetapi, hidup tak selamanya indah. Saat Kim beranjak remaja, orang tuanya bercerai.
Sejak saat itu, Kim tak pernah bertemu lagi dengan ayahnya. Kim sendiri kemudian terpaksa tinggal di rumah kerabat, di rumah temannya, bahkan tinggal di taman. Naluri bertahan hidup Kim yang kuatlah yang membuatnya tetap bertahan.
Pada tahun 2003, Kim sudah menjadi mahasiswa. Suatu ketika, ia membuat esai foto tentang masyarakat tunawisma yang ada di sekelilingnya dan berniat memberikan edukasi dengan proyeknya tersebut.
Suatu kali di tahun 2012, Kim baru menyadari salah seorang tunawisma yang ia foto adalah orang yang dulunya sangat dikenalnya yaitu ayahnya sendiri. Di foto tersebut, ayahnya susah dikenali karena kondisinya yang tak terurus.
"Aku begitu kaget. Ingin rasanya mencarinya malam itu juga, tapi aku terpaksa menunggu," ujar Kim sebagaimana dikutip dari ABC News, Rabu (12/08/2015).
Pandangan ayahnya yang begitu kosong, badannya yang begitu kotor dan bau
Esoknya, Kim turun kembali ke jalan untuk mencari ayahnya. Dari informasi-informasi yang ia terima, ternyata ayahnya pernah mengidap schizophrenia. Ayahnya tampak begitu kurus dengan pandangan yang kosong.
"Aku melihat banyak orang-orang yang di sekitarnya tak peduli padanya. Bahkan, ia tak mengenaliku saat aku berteriak di depannya."
Kim pun memutuskan mendokumentasikan kehidupan ayahnya sehari-hari sambil memikirkan cara untuk menolong ayahnya. Bagi Kim, sangatlah berat memotret ayahnya sendiri yang tampak begitu hancur dan kotor. Ada kalanya, Kim hanya mampu berdiri dan menangis karena tak kuasa melihat keadaan ayahnya yang seperti itu.
"Aku tak bisa membawanya. Ia selalu meronta saat aku mengajaknya pergi. Terkadang, aku duduk di sebelahnya sambil membayangkan kenangan kami dulu." hingga aku meneteskan air mata.
Pada suatu hari, ayahnya mengalami serangan jantung di jalan tanpa Kim ketahui. Beruntung, ada yang menelepon polisi dan membawa sang ayah ke rumah sakit. Setelah diberi obat-obatan, kondisinya ayahnya mulai membaik.
Pada saat ayahnya yang sedang dirawat di rumah sakit karena serangan jantung
Kim memutuskan untuk memberikan salah satu kameranya pada sang ayah dengan tujuan, mengingatkan si ayah pada masa lalunya. Beberapa bulan kemudian, ayah Kim kondisinya makin membaik.
Selama itu pula, Kim setia menemani dan menunjukkan foto-foto mereka pada masa lalu kepada sang ayah. Kim juga bercerita tentang masa lalu mereka yang indah. dan akhirnya Usahanya berhasil. Ayahnya mulai ingat pada Kim.
Kini sang ayah telah sehat dan bugar kembali. Bahkan mulai mencoba berusaha mencari pekerjaan. Kim berencana untuk kembali ke Korea Selatan dan memboyong sang ayah ke kampung halaman mereka.
kebahagian yang dirasakan Kim, dimana Sang ayah dan anak bisa kembali bersama
"Tak ada yang kusesali. Bagiku, hidup adalah anugrah. Banyak pelajaran yang kudapat dari peristiwa ini," tutup Kim. (sul)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar